Rabu, 13 Oktober 2010

Menjadi Serupa Dengan Allah

Setelah sekian lama kita menjadi orangKristen, kita harus sungguh-sungguh menemukan jiwa kekristenan yangsejati, hakekat kekristenan yang benar yang harus kita miliki. Bilakita belum memiliki jiwa kekristenan yang benar, maka kita belummenjadi anak Allah yang berkenan kepada-Nya. Lalu apa artinyakekristenan kita bila tidak ada jiwa atau intinya? Masihkah kitaberjalan mengarungi hidup ini dengan kekristenan tanpa jiwakekristenan? Puaskah kita dengan pengalaman-pengalaman keagamaan kitayang kadang justru membuat kita menjadi angkuh di hadapan manusia dandi hadapan Tuhan. Pergi ke gereja, mengikuti liturgi atau misa,mengucapkan pengakuan iman di gereja, menyanyikan lagu-lagu rohanibelumlah inti dari kekristenan itu sendiri.
Adalah kebodohan kalau seseorang merasa sudah menjadi umat Allah yangbenar dan layak bagi-Nya hanya karena sudah melakukan kegiatankeagamaan seperti yang disinggung di atas. Semua itu hanyalah atributlahiriah atau semacam baju luar saja. Tentu itu belum merupakan intikekristenan. Bahkan pengalaman mujizat atau mengalami kuasa Tuhan bukanatau belumlah menjadi inti kekristenan yang sejati. Perlakuan istimewaTuhan kepada kita yang menunjukkan bahwa kita adalah umatkesayangan-Nya, tidak bisa dijadikan ukuran bahwa kita adalah umatkesukaan-Nya.
Inti kekristenan pada hakekatnya adalah warna batin yang terus menerusdiperbaharui untuk menjadi sewarna dengan Bapa. Maksud sewarna denganBapa adalah berkepribadian seperti Allah yang melahirkan kita. Jiwaatau inti kekristenan atau hakekat kekristenan yang sejati dapat kitaperoleh melalui apa yang ditulis oleh Yohanes dalam Yohanes 1:13,"orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau daging, bukan pulasecara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah."Ayat ini tidak boleh kita lalui begitu saja dan kita anggap tidakpenting. Berangkat dari ayat ini kita menemukan maksud dan tujuan Tuhandalam memilih kita. Di dalam ayat ini juga terkandung berita tentangrencana Allah yang kekal dan besar bagi umat pilihan-Nya.
Dilahirkan oleh Allah, ini adalah suatu peristiwa besar dalam kehidupanmanusia dan lebih luar biasa dari kelahiran anak manusia secara fisik.Dalam teks bahasa Inggris versi King James: Which were born, not ofblood, nor of the will of the flesh, nor of the will of man but God.Kata dilahirkan dalam teks aslinya adalah "egenneetheesan" kata inidari akar kata gennao, yang bisa diterjemahkan be born, bring forth,conceive, be delivered of, gender, make, spring, yang pada intinyaadalah bahwa kita telah diubah dengan nature yang berbeda dengan naturemanusia pada umumnya.
Dilahirkan oleh Allah meliputi dua aspek : Pertama, kita diberiwewenang untuk memiliki apa yang disediakan Allah bagipewaris-pewarisNya, yaitu kerajaanNya. Kedua, kita diberi kemampuanuntuk berwatak atau berkarakter seperti Dia. Hal ini berati bahwa kitadiberi kemampuan untuk menjadi serupa dengan Bapa setelah Allahmensahkan kita menjadi anak-anak-Nya.
Ini merupakan sebuah peristiwa besar, sebab dalam Perjanjian Lama kitatidak menemukan peristiwa besar seperti ini, juga dalam kepercayaanlain di dunia ini. Kelahiran dari atas ini terjadi ketika kita percayakepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita secara pribadi.Tidak ada mujizat yang besar dari ini. Kesungguhan Allah mengadopsikita ini, Ia memberikan Roh-Nya didalam diri kita. "Di dalam Dia kamujuga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injilkeselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya,dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu." (Ef 1:13).Dimeteraikan artinya distempel (Yun. esfragistheete, lengkapnya:esfragistheete too pneumati tees epangelias too hagio. Ingg: you weresealed with that holy spirit of promise).
Kejadian ini suatu peristiwa luar biasa yang menjadi titik tolakpengiringan kita kepada Tuhan. Titik tolak kita bukan karena kita maumemeluk suatu keyakinan agama. Bukan pula karena kita mau memilikipetualangan baru dalam hidup, yaitu memiliki sumber baru gunamemperoleh kemudahan hidup, dalam hal ini kekristenan dan Tuhan menjadialat memuaskan ambisi kita. Kekristenan menjadi kendaraan kita memenuhimaksud dan rencana Tuhan.
Sebenarnya maksud dan rencana Tuhan adalah menciptakan manusia yangberkualitas seperti diri-Nya. Untuk itu dalam kelahiran dari atas olehAllah itu, Bapa memberikan kemampuan kepada kita untuk memenuhikehendak-Nya. Kemampuan ini suatu anugerah yang lebih dari segalaberkat yang bisa kita terima dari Tuhan. Kemampuan inilah yang harusdikembangkan atau dimanfaatkan agar encana-Nya digenapi dalam hidupkita masing-masing. Kemampuan inilah yang tidak dimiliki tokoh-tokohiman dalam Perjanjian Lama.
Dengan cara inilah kita dipanggil untuk sempurna (bnd. Mat 5:48: Karenaitu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalahsempurna). Perhatikan kata haruslah dalam ayat ini. Kata haruslah (Yn.esomai, yang juga dapat diterjemakan "hendaknya") merupakan sebuahpanggilan yang mutlak yang harus mengisi perjalanan hidup kita. Hal inimerupakan keharusan yang tidak boleh kita hindari. Hal yang lain bisadihindari atau dikurangi intensitasnya, tetapi hal menjadi serupadengan Bapa merupakan keharusan yang tidak dapat ditawar.
Apalah artinya kelahiran seorang anak manusia apabila pada akhirnya iatidak memiliki persekutuan dengan Tuhan dan dibuang kedalam api kekal.Lebih baik seseorang tidak pernah dilahirkan di dunia ini dari padadilahirkan di dunia ini hanya untuk menjadi sekutu kuasa dunia danmemberontak kepada Tuhan. Apa artinya kelahiran kalau hanya menjadipermulaan dari kebinasaan kekal. Hidup terpisah dari hadirat Tuhanselama-lamanya.
Menjadi kehendak Bapa dalam hidup kita adalah kita bertumbuh menyerupaiDia. Inilah inti kekristenan itu. Tidak ada yang lebih besar dari halini. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata: Kamu harus sempurna sepertiBapamu yang di sorga sempurna (Mat 5:48). Rasul Paulus menulis hal inidalam Roma 8:29 : Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula,mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengangambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung diantara banyak saudara. Tuhan Yesus yang adalah wujud Allah yangkelihatan menjadi cermin yang jelas bagi kita. Kita harusmeneladani-Nya.
Oleh sebab itu, marilah kita kembali kepada maksud Tuhan yang agung inidan memfokuskan diri kepada rencana agung-Nya. Jangan hanya terpakupada usaha mengejar berkat-berkat Allah belaka, tetapi mengabaikantujuan yang sesungguhnya dari karya Allah atas hidup kita, yaitumenjadi serupa dengan Allah. Mari kita terus mengejar inti kekristenanini dan menjadikannya tujuan yang utama dalam kehidupan kita. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar